Pengaruh Perlakuan Pupuk Kandang dan Biochar terhadap Respirasi Tanah dan Produksi Jagung (Zea mays L.) di Tanah Ultisol
Abstrak
Upaya meningkatkan produksi jagung dapat dilakukan dengan cara memperbaiki kesuburan lahan. Tingkat kesuburan dapat dilihat dari aktivitas mikroorganisme di dalam tanah, melalui pengukuran laju respirasi tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan biochar sekam padi terhadap respirasi tanah dan produksi tanaman jagung, serta mempelajari korelasi antara respirasi tanah dengan produksi tanaman, kadar air tanah, suhu tanah, pH tanah, serta C-organik tanah. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) nonfaktorial dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, sehingga didapat 16 satuan percobaan. Data dianalisis dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT 5%, serta dilakukan uji korelasi antara respirasi tanah dengan variabel pengamatan lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Penambahan pupuk kandang ayam dan biochar sekam padi berpengaruh nyata terhadap respirasi tanah pada 10 HST dan setelah panen (115 HST), serta berpengaruh nyata terhadap bobot pipilan kering oven. (2) Pemberian perlakuan juga berpengaruh nyata terhadap C-organik tanah pada 45 HST, namun tidak berpengaruh nyata terhadap suhu tanah, kadar air tanah dan pH tanah di semua pengamatan. (3) Terdapat korelasi positif antara pH tanah dengan respirasi tanah, namun tidak terdapat korelasi antara respirasi tanah dengan kadar air tanah, suhu tanah, C-organik tanah, maupun dengan produksi tanaman jagung.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Anas, I. (1989). Biologi tanah dalam praktek. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat antar Universitas Bioteknologi. 65–72.
Anastasia, I., Izatti, M., dan Suedy, S.W.A. (2014). Pengaruh pemberian kombinasi pupuk organik padat dan organik cair terhadap porositas tanah dan pertumbuhan tanaman bayam (Amarantus tricolor L.). J Biol (Denpasar). 3(2): 1–10.
Anderson, J.P.E. (1982). Soil Respiration in A.L., Miller, R.H., and Kenny, D.R. (eds). dalam Methods of Soil Analysis, Part 2. Chemical and Microbiological properties. Second edition Madison. Wilconsin. United Satate of America. hlm. 831–871.
Azizah, R., Subagyo, S., dan Rosanti, E. (2007). Pengaruh kadar air terhadap laju respirasi tanah tambak pada penggunaan katul padi sebagai priming agent. Ilmu Kelaut. 12(2): 67–72.
Crow, S.E., and Wieder, R.K. (2005). Sources of CO2 emission from a northern peatland: Root respiration, exudation, and decomposition. Ecology. 86(7): 1825–1834.
Gani, A. (2009). Biochar penyelamat lingkungan. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 31(6): 15–16.
Glaser, B., Haumaier, L., Guggenberger, G., and Zech, W. (2001). The “Terra Preta” phenomenon: A model for sustainable agriculture in the humid tropics. Naturwissenschaften. 88(1): 37–41.
Hakim, N., Nyakpa, M.Y., Lubis, A., Nugroho, S.G., Saul, M.R., Diha, M.A., Hong, G., dan Bailey, H. (1986). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung. 488 hlm.
Hamdiyati, Y. (2011). Pertumbuhan dan pengendalian mikroorganisme II. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. .
Hanafiah, A.S., Sabrina, T., dan Guchi, H. (2009). Biologi Dan Ekologi Tanah. Universitas Sumatra Utara. Medan. 184 hlm.
Hartatik, W., dan Setyorini, D. (2009). Pengaruh pupuk organik terhadap sifat kimia tanah dan produksi tanaman padi sawah organik. dalam Seminar Nasional dan Dialog Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor. hlm. 21–35.
Jauhiainen, J., Hooijer, A., and Page, S.E. (2012). Carbon dioxide emissions from an Acacia plantation on peatland in Sumatra, Indonesia. Biogeosciences. 9(2): 617–630.
Kementrian Pertanian. (2020). Outlook Jagung Komoditas Pertanian Subsektor Tanaman Pangan. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Jakarta. 78 hlm.
Lehmann, J., Gaunt, J., and Rondon, M. (2006). Bio-char sequestration in terrestrial ecosystems - A review. dalam Mitigation and Adaptation Strategies for Global Change. hlm. 403–427.
Menti, Y., Yusnaini, S., Buchari, H., dan Niswati, A. (2020). Respirasi tanah akibat sistem olah tanah dan aplikasi mulsa in situ pada pertanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung. J. Agrotek Tropika. 8(2): 365–373.
Mulyani, S., Kartasapoetra, A.G., dan Sastroatmodjo, S. (1991). Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta. 477 hlm.
Nurida, N.L., dan Rachman, A. (2012). Alternatif pemulihan lahan kering masam terdegradasi dengan formula pembenah tanah biochar di Typic Kanhapludults Lampung. dalam Pros. Semnas Teknologi Pemupukan dan Pemulihan Lahan Terdegradasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Bogor . hlm. 639–648.
Prasetyo, D., Fajarindo, F., Sarno, S., Supriatin, S., dan Syam, T. (2022). Aplikasi biochar batang singkong dan pemupukan fosfat pada tanah ultisol terhadap P tersedia, pertumbuhan, dan produksi jagung (Zea mays L.). Jurnal Agrotek Tropika. 10(2): 329.
Sinaga, A.H., Elfiati, D., dan Delvian. (2015). Aktivitas mikroorganisme tanah pada tanah bekas kebakaran hutan di Kabupaten Samosir. Peronema Forestry Science Journal. 4(1): 60–66.