Kemelimpahan dan Karakterisasi Bakteri Rizosfer Tanaman Kelapa Sawit di PT Bumitama Gunajaya Agro Kalimantan Tengah

  • Ridho Asmara Universitas Lampung
  • Radix Suharjo Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Lampung
  • Maria Viva Rini Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Lampung
  • Suskandini Ratih Dirmawati Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Lampung
Kata Kunci: isolat bakteri, kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), rizosfer

Abstrak

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman industri perkebunan utama di Indonesia.  Produktivitas tanaman kelapa sawit di Indonesia sebenarnya masih dapat dioptimalkan, namun masih terdapat berbagai kendala yang salah satunya berasal dari penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh jamur Ganoderma Boninensea.  Kemampuan G. boninense dalam menginfeksi tanaman kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh kemelimpahan dan keragaman bakteri yang terdapat pada daerah risosfer.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemelimpahan dan karakterisasi bakteri di risosfer tanaman kelapa sawit pada beberapa lokasi di PT Bumitama Gunajaya Agro, Kalimantan Tengah.  Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah populasi bakteri dan dibedakan berdasarkan bentuk dan warnanya.  Selain itu dilakukan juga uji karakteristik lainnya seperti uji gram, uji oksidatif fermentatif (O/F), uji softrot, uji hipersensitif dan uji hipovirulen. Hasil penelitian menunjukan bahwa didapatkan sebanyak 161 isolat bakteri dengan jumlah populasi bakteri yang berbeda.  Jumlah populasi terbanyak didapatkan pada wilayah PNBE dengan jenis tanah ultisol sebanyak 15998,4 X 104 CFU/g tanah dan jumlah populasi terendah pada wilayah PAGE dengan jenis tanah histosol sebanyak 7332,6 X 104 CFU/g tanah.  Bentuk morfologi koloni bakteri yang didapatkan yakni bulat dan tidak beraturan dengan warna koloni merah, putih, merah muda, kuning dan putih keruh.  Sebagian besar bakteri 58,8% bersifat gram negatif, 82% bereaksi fermentatif, 63,4% bersifat hipersensitif  negatif, 80,1% bersifat softrot negatif dan 91,2% bersifat hipovirulen.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Cakrawaba, D. N., dan Nurhayati, L. 2014. Outlook Komoditi Kelapa Sawit. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Sekretariat Jendral Pertanian-Kementrian Pertanian. Jakarta.
Basiron, Y. 2007. Palm Oil Production Through Sustainable Plantation. European Journal of Lipid Science and Teechnology. 109(4): 289–295.
BPS. 2017. Statistik Perkebunan Indonesia 2017: Kelapa Sawit. Direktorat Jenderal Perkebunan.
Mukhlis, M. A., Sitepu, F. S., dan Lisnawita. 2017. Potensi Trichoderma spp. Asal Rizosfer Tanaman Kelapa Sawit sebagai Agens Antagonis terhadap Ganoderma sp. secara in vitro. Jurnal Agroteknologi FP USU. 5(2) :469-473.
Susanto, A. 2002. Kajian Pengendalian Hayati Ganoderma boninense Patogen Penyebab Penyakit Busuk Pangkal Batang Kelapa Sawit. Disertasi Institut Pertanian Bogor. 144 hlm.
Adinda, D. S. 2017. Pengujian Antagonisme Bakteri Endofit Terhadap Patogen Penting Tanaman Nanas (Ananas comosus L). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Lampung.
Khaeruni, A., Kade, G. A., dan Wahyuni, S. 2010. Karakterisasi Dan Uji Aktivitas Bakteri Rizosfer Lahan Ultisol Sebagai Pemacu Pertumbuhan Tanaman Dan Agensia Hayati Cendawan Patogen Tular Tanah Secara In Vitro. J HPT Tropika. 10 (2) : 123-130.
PT BGA. 2017. Bumitama Agri Ltd. http://www.bumitama agri. com/ page/layout/1/about-us Diakses pada tanggal 29 Oktober 2018
Anggraini, R., Aliza, D., dan Mellisa, S. 2016. Identifikasi bakteri Aeromonas hydrophila dengan uji mikrobiologi pada ikan lele (Clarias gariepinus) yang dibudidayakan di kecamatan Baitussalam kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 1(2): 271–286.
Tito, I. M. 2014. Isolasi dan identifikasi bakteri kitinolitik yang terdapat pada cangkang lobster air tawar (Cherax quadricarinatus). Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya. 46 hlm.
Oviana, T., Aeny, T. N., dan Prasetyo, J. 2015. Isolasi dan karakterisasi penyebab penyakit busuk buah pada tanaman Ana s (Ananas comosus [L.] Merr.). Jurnal Agrotek 3(2): 220-225.
Habazar, T.,dan Rivai, F. 2004. Bakteri Patogen Tumbuhan. Andalas University Press. Padang.
Worosuryani, C., Priyatmojo, A., dan Wibowo, A. 2006. Uji Kemampuan Berbagai Jamur Tanah Yang Diisolasi Dari Lahan Pasir Sebagai PGPF dan Agens Pengendali Hayati Penyakit Layu Fusarium Pada Semangka. AGROSAINS. 19 (2): 179-191
Syahputra, E., Fauzi, dan Razali. 2015. Karakterisasi Sifat Kmia Sub Grup Tanah Ultisol di Beberapa Wilayah Sumatera Utara. Jurnal Agroteknologi 4 (1): 1976-1830.
Waas, E. D., Kaihatu, S., dan Ayal, Y. 2016. Identifikasi dan Penentuan Jenis Tanah di Kabupaten Seram bagian Barat. Agros. 18 (2):170-180.
Suharta, N., dan Yatno, E. 2009. Karakteristik Spodosols, Kendala dan Potensi Penggunaannya. Jurnal Sumberdaya Lahan 3(1) : 1-14.
Daulay, D. M., Syi’bli, M. A., dan Aini, L. Q. 2015. Potensi bakteri bermanfaat dari lumpur sidoharjo untuk mengendalikan penyakit busuk lunak Erwinia sp. Pada umbi kentang. Jurnal HPT. 3(2): 108-117.
Danaatmadja, Y., Subandiyah, S., Joko, T., dan Sari, C. U. 2009. Isolasi dan karakterisasi Ralstonia syzygii. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia. 15(1): 7-12.
Diterbitkan
2021-11-04