Efektivitas Larutan Mikroorganisme Lokal dari Tandan Kosong Kelapa Sawit Secara Aerob

  • Anis Puji Andayani
  • Dermiyati Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
  • Radix Suharjo Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
  • Ivayani Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
  • Mareli Telaumbanua Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandar Lampung
Keywords: karakteristik bakteri, limbah organik, populasi bakteri

Abstract

Luas perkebunan kelapa sawit di Provinsi Lampung termasuk dalam peringkat ke-13 di Indonesia.  Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah organik dari tandan buah segar.  Jumlah TKKS yang dihasilkan sangat melimpah namun belum dimanfaatkan secara optimal.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas larutan mikroorganisme lokal (MOL) dari TKKS secara aerob khususnya untuk mempelajari populasi dan karakteristik bakteri yang terdapat di dalam MOL TKKS.  Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah populasi dan dibedakan berdasarkan bentuk dan warnanya.  Selain itu dilakukan juga uji karakteristik lainnya berupa uji gram, uji oksidatif fermentatif (O/F), uji soft rot, uji hipovirulen, dan uji hipersensitif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 84 isolat bakteri yang berhasil diisolasi dan diuji karakteristiknya.  Larutan MOL TKKS secara aerob, jumlah populasi yang didapatkan pada setiap waktu pengambilan sampel berbeda.  Jumlah isolat terbanyak 197,96 x 1012 pada 18 hari setelah pembuatan larutan MOL (HSP) dan terendah 0,02 x 1012 pada 15 HSP.  Bentuk koloni yang didapatkan bulat dan tidak beraturan dengan warna putih, putih keruh, merah, kuning, orange, putih kekuningan, kuning pekat, hingga bening.  Sebagian besar bakteri 71,43% bersifat gram positif, 90,48% bersifat fermentatif, 75% bersifat negatif softrot, 78,57% bersifat virulen, dan 94,05% bersifat negatif pada uji hipersensitif.

References

[1] Direktorat Jendral Perkebunan, “Statistik Perkebunan Indonesia 2015-2017 Kelapa Sawit,” Kementrian Pertanian, Jakarta, 2017.
[2] Badan Pusat Statistik. 2019. [Online]: https://bps.go.id/
[3] Salmina, “Studi Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit Oleh Masyarakat Di Jorong Koto Sawah Nagari Ujung Gading Kecamatan Lembah Melintang,” J. Spasial, vol. 3, no. 2, pp. 33–40, 2016.
[4] E. Hambali, Teknologi Bioindustri. Jakarta: Agromedia, 2007.
[5] M. Hatta, Jafri, and D. Permana, “Pemanfaatan Tandan Kosong Sawit Untuk Pupuk Organik Pada Intercropping Kelapa Sawit Dan Jagung,” J. Pengkaj. dan Pengemb. Teknol. Pertan., vol. 17, no. 1, pp. 27–35, 2014.
[6] D. W. Amalia and P. Widiyaningrum, “Penggunaan EM4 dan MOL limbah tomat sebagai bioaktivator pada pembuatan kompos,” Life Sci., vol. 5, no. 1, pp. 18–24, 2016.
[7] D. P. Dewanti, “Potensi Selulosa Dari Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Bahan Baku Bioplastik Ramah Lingkungan,” J. Teknol. Lingkung., vol. 19, no. 1, pp. 81–87, 2018.
[8] Juanda, Irfan, and Nurdiana, “Pengaruh Metode Dan Lama Fermentasi Terhadap Mutu MOL (Mikroorganisme Lokal),” J. Floratek, vol. 6, pp. 140–143, 2011.
[9] S. H. Handayani, A. Yunus, and A. Susilowati, “Uji Kualitas Pupuk Organik Cair Dari Berbagai Macam Mikroorganisme Lokal (MOL),” El-Vivo, vol. 3, no. 1, pp. 54–60, 2015.
[10] A. A. Suhastyo, I. Anas, D. A. Santosa, and Y. Lestari, “Studi Mikrobiologi Dan Sifat Kimia Mikroorganisme Lokal (MOL) Yang Digunakan Pada Budidaya Padi Metode SRI (System Of Rice Intensification),” Saintek, vol. 10, no. 2, pp. 29–39, 2013.
[11] M. Telaumbanua, Dermiyati, and R. Suharjo, “Rancang Bangun System Pengaduk Dan Aerator Untuk Pembuatan MOL Secara Otomatis Dari Limbah Kelapa Sawit Dan Nanas Dengan Metode Aerob, Semi Aerob, Anaerob,” JTEP, 2019.
[12] R. Anggraini, D. Aliza, and S. Mellisa, “Identifikasi bakteri Aeromonas hydrophila dengan uji mikrobiologi pada ikan lele (Clarias gariepinus) yang dibudidayakan di kecamatan Baitussalam kabupaten Aceh Besar,” J. Ilm. Mhs. Kelaut. dan Perikan. Unsyiah, vol. 1, no. 2, pp. 271–286, 2016.
[13] R. Masnilah, A. L. Abadi, T. H. Astono, and L. Q. Aini, “Karakterisasi Bakteri Penyebab Penyakit Hawar Daun Edamame Di Jember,” Berk. Ilm. Pertan., vol. 1, no. 1, pp. 10–14, 2013.
[14] T. Oviana, T. N. Aeny, and J. Prasetyo, “Karakterisasi Penyebab Penyakit Busuk Buah Pada Tanaman Nanas (Ananas Comosus [L.] Merr.),” J. Agrotek, vol. 3, no. 2, pp. 220–225, 2015.
[15] C. Worosuryani, A. Priyatmojo, and A. Wibowo, “Uji Kemampuan Jamur Tanah Yang Diisolasi Dari Lahan Pasir Sebagai PGPF (Plant Growth Promoting Fungi),” J. Agrosains, vol. 19, no. 2, pp. 179–191, 2006.
[16] Zuraidah, “Pengujian Beberapa Bakteri Penghambat Pertumbuhan Xantomonas Oryzae Pv. Oryzae Pada Tanaman Padi.,” J. Ilm. Pendidik. Biol., vol. 5, no. 1, pp. 18–24, 2013.
[17] I. A. Y. Seni, I. W. D. Atmaja, and N. W. S. Sutari, “Analisis Kualitas Larutan MOL (Mikroorganisme Lokal) Berbasis Daun Gamal (Gliricidia Sepium),” E-Jurnal Agroteknologi Trop., vol. 2, no. 2, pp. 135–144, 2013.
[18] T. J. Chandra and P. S. Mani, “A Study Of 2 Rapid Tests To Differentiate Gram Positive and Gram Negative Aerobic Bacteria,” J. Med. Allied Sci., vol. 1, no. 2, pp. 84–85, 2011.
[19] Y. Danaatmadja, S. Subandiyah, T. Joko, and C. U. Sari, “Isolasi Dan Karakterisasi Ralstonia Syzygii,” J. Perlindungan Tanam. Indones., vol. 15, no. 1, pp. 7–12, 2009.
Published
2019-07-22