Model Penyulingan Minyak Atsiri Jahe Merah Berbasis Produksi Bersih

  • Ailsa Azalia Magister Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung
  • Tanto Pratondo Utomo Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
  • Erdi Suroso Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
  • Sri Hidayati Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
  • Puspita Yuliandari Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
  • Deary Amethy Zahrotinufus Joen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
Keywords: Produksi Bersih, MET Matriks, Minyak Atsiri, Jahe Merah

Abstract

Minyak atsiri jahe merupakan salah satu produk yang memberikan peranan bagi perekonomian Indonesia. Komponen utama minyak atsiri jahe seperti zingiberen, gingerol, shagaol, dan resin menyebabkan adanya aroma khas dan dapat dimanfaatkan untuk bahan baku berbagai jenis produk baik pangan maupun non pangan. Industri penyulingan minyak atsiri jahe masih belum optimal dalam prosesnya sehingga menghasilkan limbah padat maupun limbah cair. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang perbaikan proses produksi minyak atsiri jahe melalui pendekatan produksi bersih untuk mengoptimalkan produksi serta memanfaatkan limbah yang dihasilkan.  Metode yang digunakan yaitu identifikasi material dan energi dengan MET matriks, pengujian mutu bahan baku segar, bahan baku kering serta limbah padat dan cair,  identifikasi pemanfaatan limbah tersebut melalui kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air pada jahe merah segar sebesar 84,7% dan jahe merah kering 12,8% (basis basah). Kadar minyak atsiri jahe merah segar sebesar 2,2% dan jahe merah kering 3,2%. Limbah padat (ampas) memiliki kadar air sebesar 72,5% dan kadar minyak atsiri sebesar 0,1%, serta memiliki kandungan senyawa gingerol,shagaol, zingerone dan efek farmologik seperti antioksidan, antiinflammasi, analgesik dan atikarsinogenik. Sedangkan limbah cair (hidrosol) memiliki kadar minyak atsiri sebesar 0,02% serta mengandung gingerol, fenolik, terpenoid, seskuiterpen, dan flavonoid. Hasil identifikasi menujukkan komponen kimia pada limbah padat dapat dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk organik, pakan ternak, obat analgetik, dan kertas aktif, sedangkan limbah cair dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produk kecantikan.

References

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian. 2011. Pengenalan Bahan Baku Segar dan Bermutu Baik Untuk Jamu. Kementrian Pertanian, Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kemetrian Pertanian. 2000. Budidaya Jahe. Kementrian Pertanian, Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2017. Statistik Tanaman Biofarmaka. BPS, Jakarta.
Byggeth, S and E. Hochchorner. 2006. Handling Trade-off in Ecodesign Tools For Suistanable Product Development and Procurement. Journal of Cleaner Production 14 (15-16):1420-1430.
Febriani Y., H. Riasari. W. Winingsih. D.L. Aulifa dan A. Permatasari. 2018. Potensi Pemanfaatan Ampas Jahe Merah (Zingiber offcinale Roscoe) Sebagai Obat Analgetik. IJPST-SUPP 1(1):57-64.
Guenther, E. 1952. The Essential Oil Vol. 2 The Constituents of Essential Oils. Van Nostrand Reinhold Company, New York.
Gusmalini. 1987. Minyak Atsiri. Institut Pertanian Pertanian. Bogor.
Hardjono, S. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Haryani, Y. 2016. Pemanfaatan Ekstrak Air Rimpang Jahe Merah (Zingiber offcinale Linn. Var. Rubrum) Pada Biosisntesis Sederhana Nanopartikel Perak. Chimica et Natura Acta 4(3):51-155.
Julianto, T.S. 2016. Minyak Atsiri Bunga Indonesia. CV Budi Utama. Yogyakarta.
Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta.
Koswara, S. 1995. Jahe dan Hasil Olahannya. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Mardiansyah, E.A., S.R. Umniyati dan S. Iravati. 2016. Efek minyak atsiri jahe (zingiber officncle) sebagai repelen terhadap nyamuk aedes aegypti. BKM Journal of Community Medicine and Public Health 32(1): 353-358.
Nugraha, A.W., O. Suparno dan N.S. Indrasti. 2018. Analisis Material, Energi dan Toksisitas (MET) pada Industri Penyamakan Kulit untuk Mengidentifikasi Strategi Produksi Bersih. J. Teknologi Industri Pertanian 28(1):48-60.
Nukman. 2009. M8-021 Emisi Pembakaran Biomassa Batang Kayu. Seminar Nasional Tahunan Teknik Meisn (SNTTM) VIII. Universitas Diponegoro. Semarang.
Nurhadianty, V., C. Cahyani., L.K. Dewi., L. Triani dan R.K.Putri. 2016. Peningkatan Rendemen Destilasi Minyak Jahe Melalui Fermentasi Jahe Merah (Zingeber offcinale var.Rubrum) Menggunakan Trichoderma harzianum. Journal of Essenstial Oil 1(1): 53-61.
Rusmiland, R dan M. F. Putra. 2017. Pengurangan Biaya Penyimpanan (Carrying Cost) Limbah Dengan Cara Pemanfaatan Limbah Ekstrak Jamu Menjadi Pupuk Organik. SOSIO-E-KONS 9(2):160-164.
Said, A., R. Harti., A. Dharmawan dan T. Rahmah. 2015. Pemisahan Hidrosol Hasil Penyulingan Minyak Atsiri dengan Metode Elektrolisis Untul Meningkatkan Rendemen Minyak. Khazanah 7(2):83-94.
Sayuti, K dan R. Yenrina. 2015. Antioksidan Alami dan Sintetik. Andalas University Press. Padang
Siregar, N.R., A.P. Munir dan D. L. S. Nasution. 2018. Pengaruh Ukuran Rajangan dan Jumlah Air Pada Alat Penyulingan Tipe Uap dan Air Terhadap Rendemen Minyak Atsiri Serai (Cymbopogon citratus). Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian 6(4):832-837.
Sumarni., N.B. Aji dan Solekan. 2008. Pengaruh Volume Air dan Berat Bahan Pada Penyulingan Minyak Atsiri. Jurnal Teknologi 1(1):83-88.
Zahroh, S., R. Utami dan G.J. Manuhara. 2016. Penggunaan Kertas Aktif Berbasis Oleoresin Ampas Jahe Emprit (Zingiber officanel var.amarum) Terhadap Kualitas Buah Stoberi (Fragaria x ananassa) Selama Penyimpanan. Journal of Sustainable Agriculture. 31(1): 59-70.
Published
2020-11-27