Kajian terhadap Teknik Konservasi Tanah dan Air untuk Meningkatkan Kualitas Das Cibaliung, Banten

  • Latief Mahir Rachman Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
  • Nurlaila Mubarokah Program Studi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
  • Suria Darma Tarigan Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Keywords: Daerah Aliran Sungai, Daya Dukung Lahan, Debit, Lahan Suboptimal, Sedimentasi

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Cibaliung dengan luas area mencapai 54,378.1 Ha merupakan salah satu DAS di Provinsi Banten yang kondisi lahannya didominasi oleh lahan suboptimal. Kawasan DAS Cibaliung merupakan salah satu kawasan yang diandalkan menjadi lumbung pangan bagi Provinsi Banten. Dalam lima tahun terakhir terjadi penurunan penurunan produksi pangan secara cukup drastis.  Pada tahun 2013, total produksi pangan mencapai 556.606,0 ton dan menurun hingga 419.941.3 ton pada tahun 2017. Selain disebabkan oleh penurunan luas lahan pertanian akibat konversi ke lahan non pertanian, penurunan produksi pangan tersebut diduga disebabkan menurunnya daya dukung serta kualitas DAS. Tingginya sedimentasi menyebabkan Daerah Irigasi Cikeusik yang berada dalam DAS Cibaliung mengalami pendangkalan yang cukup besar.  Perubahan penggunaan lahan yang menyebabkan menurunnya kapasitas infiltrasi dan meningkatnya aliran permukaan menjadi penyebab utama terjadinya penurunan kualitas DAS. Selain sedimentasi, penurunan kualitas DAS Cibaliung juga dicirikan oleh semakin intensifnya kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan.  Diperlukan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas DAS Cibaliung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun skenario aplikasi teknik konservasi tanah dan air untuk peningkatan kualitas DAS Cibaliung. Dengan menggunkan metode SWAT, dipilih 3 skenario, yaitu strip cropping, agroforestri dan pembuatan embung. Hasil simulasi diperoleh bahwa ketiga skenario mampu menurunkan debit maksimum, menaikkan debit minimum, menurunkan rasio debit maksimum dan rasio debit minimum serta debit sedimen atau sediment yield.

References

Arabi M, Frankenberger JR, Engel BA, and Arnold JG. 2007. Representation of agricultural conservation practices with SWAT. Journal of Hydrological Process, 22 (16), 3042 – 3055.
Arnold JG, Moriasi DN, Gassman PW, Abbaspour KC, White MJ, srinivasan R, Santhi C, Harmel RD, van Griensven A, LIew MWV, Kannan N, and Jha MK. 2012. SWAT: model use, calibration, and validation. Journal of American Society of Agricultural and Biological Engineers, 55(4), 1491 – 1508.
Arsyad S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor (ID): IPB Press
Chaube UC, Suryavanshi S, Nurzaman L and Pandey A. 2011. Synthesis of flow series of tributaries in upper Betwa basin. International Journal of Environmental Sciences, 1(7), 1459 – 1475.
Dunjo G, Pardini G, and Gispert M. 2004. The role of land use-land cover on runoff generation and sediment yield at a microplot scale, in a small Mediterranean catchment. Journal of Arid Environments, 57(2), 239 – 256.
Government Regulation of the Republic Indonesia Number 37 in 2012 about Watershed Management.
Kuok KKK, Mah DYS, and Chiu PC. 2013. Evaluation of C and P Factors in Universal Soil Loss Equation on Trapping Sediment: Case Study of Santuborg River. Journal of Water Resource and Protection, 5, 1149 – 1154.
Lemann T, Zeleke G, Amsler C, Giovanoli L, Suter H, and Roth V. 2016. Modelling the effect of soil and water conservation on discharge and sediment yield in the upper Blue Nile basin, Eithiopoa. Applied Geography, 73, 89 – 101.
Maalim FK, Melesse AM, Belmont P, and Gran KB. 2013. Modeling the impact of land use changes on runoff and sediment yield in the Le Sueur watershed, Minnesota using GeoWEPP. Catena, 107, 35 – 45.
Pamukcu P, Erdem N, Serengil Y, and Randhir TO. 2016. Ecohydrologic modeling of water resources and land use for watershed conservation. Ecological Informatics, 36, 31 – 41.
Rachman LM, Hidayat Y, Baskoro DPT, and Noywuli N. 2017. Simulasi pengendalian debis DAS Ciliwung Hulu dengan menggunakan model SWAT. Proceeding of Seminar Nasional pengelolaan Daerah Aliran Sungai Secara Terpadu 2017, Pekanbaru (Riau) November 27th 2017, 291 – 300.
Wang X, Kannann N, Santhi C, Potter SR, Williams JR, and Arnold JG. 2011. Integrating APEX output for cultivated cropland with SWAT simulation for regional modeling. Journal of American Society of Agricultural and Biological Engineers, 54(4), 1281 – 1298.
Worku T, Khare D, and Tripathi Sk. 2017. Modeling runoff-sediment response to land use/land cover changes using integrated GIS and SWAT model in the Beressa watershed. Environment Earth Science, 76, 550.
Published
2020-11-26