Pertumbuhan Gulma dan Produksi Tanaman Jagung (<i>Zea mays</i> L.) Akibat Sistem Olah Tanah dan Pemupukan Nitrogen Jangka Panjang Tahun ke-30 di Lahan Percobaan Polinela Bandar Lampung

  • Yoga Saputra
  • Hidayat Pujisiswanto Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
  • Muhajir Utomo Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
  • Kuswanta F Hidayat Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
Keywords: Gulma, jagung, sistem olah tanah, pemupukan N

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang tahun ke-30 terhadap pertumbuhan gulma dan produksi tanaman jagung. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari - Juni 2017 di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung. Perlakuan disusun dengan rancangan acak kelompok yang terdiri dari dua faktor dengan empat ulangan. Faktor pertama adalah sistem olah tanah yang terdiri dari olah lahan intensif, olah tanah minimum dan tanpa olah tanah. Faktor kedua adalah pemupukan nitrogen yang terdiri dari N 0 kg ha-1 dan N 200 kg ha-1. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan Analisi Ragam (ANARA).  Homogenitas ragam diuji denga Uji Barlet, jika asumsi terpenuhi data dianalisis dengan sidik ragam menggunakan Uji F. Perbedaan antar nilai tengah perlakuan diuji dengan BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perlakuan olah tanah intensif menghasilkan bobot kering gulma total lebih tinggi dibandingkan tanpa olah tanah pada 3, 6 dan 9 minggu setelah tanam (MST). Perlakuan olah tanah intensif menghasilkan bobot kering gulma golongan rumput dan daun lebar lebih tinggi dibanding perlakuan tanpa olah tanah pada 3 MST.  Sedangkan perlakuan tanpa olah tanah menghasilkan produksi jagung lebih tinggi dibanding dengan perlakuan olah tanah intensif. (2) Perlakuan pemupukan N 200 kg ha-1 menghasilkan bobot kering gulma total, daun lebar, rumput, tinggi tanaman dan produksi jagung lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan pemupukan 0 kg N ha-1. (3) Pada pengamatan 3 MST tidak terjadi perubahan komposisi gulma dibandingkan dengan pengamatan awal, dengan gulma dominan berturut-turut Calopogonium mucunoides, Richardia brasiliensis, Spigelia antelmia, Rottbellia exaltata dan Cleome rutidosperma.  Pada pengamatan 6 MST terjadi perubahaan komposisi gulma dengan gulma dominan berturut-turut adalah Richardia brasiliensis, Rottbellia exaltata, Calopogonium mucunoides dan Cleome rutidosperma.  Pada pengamatan 9 MST terjadi perubahan komposisi gulma dengan gulma dominan berturut-turut adalah Calopogonium mucunoides dan Richardia brasiliensis. (4) Terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan sistem olah tanah dan pemupukan terhadap bobot kering gulma total pada 3,6 dan 9 MST, terhadap bobot kering gulma daun lebar pada 9 MST,  terhadap bobot kering gulma rumput pada 9 MST,  dan terhadap produksi tanaman jagung.

References

[1] H. B. Jumin, Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
[2] M. Utomo, Tanpa Olah Tanah Teknologi Pengelolaan Pertanian Lahan Kering. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015.
[3] S. Y. Jatmiko, S. Harsanti, Sarwoto, and A. N. Ardiwinata, “Apakah Herbisida Yang Digunakan Cukup Aman?,” in Prosiding Seminar Nasional Membangun Sistem Produksi Tanaman Pangan Berwawasan Lingkungan, 2002.
[4] B. S. Sutoto, M. E. Purwanto, and J. Ika, “Penerapan Beberapa Cara Persiapan Lahan dan Jarak Tanam Pada Bududaya Kedelai,” in Prosiding Himpunan Ilmu Gulma Indonesia, 2001, pp. 175–179.
[5] H. R. M. Chamanabad, A. Asghari, and G. Nateghi, “Effect Of Nitrogen Ra tes On Critical Period For Weed Control In Potato,” Pak. J. Weed Sci. Res., vol. 17, no. 1, pp. 33–40, 2011.
[6] S. Gunadi, “Teknologi Pemanfaatan Lahan Marginal Kawasan Pesisir,” J. Teknol. Lingkung., vol. 3, no. 3, pp. 232–236, 2002.
[7] B. L. Marcado, Introduction to Weed Science. Los Banos: SEARCA Publication, 1979.
[8] S. Jayadi, Tanaman Makanan Ternak Tropika. Bogor: Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor., 1991.
[9] Purwanto, Mengenal Lebih Dekat Tanaman Leguminose. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2007.
[10] W. Burhan, “Analisis Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays Saccharata), Pergeseran Komposisi Gulma Pada Beberapa Jarak Tanam,” J. Ilmu-ilmu Pertan. Indones., vol. 3, no. 2, pp. 25–30, 2001.
[11] M. M. Sutedjo, Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2002.
[12] R. K. Khair, “Pengaruh Olah Tanah dan Pemupukan Nitrogen Jangka Panjang terhadap Bobot Isi, Ruang Pori Total, Kekerasan Tanah dan Produksi Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Polinela Bandar Lampung,” Universitas Lampung, 2017.
[13] I. P. Silawibawa, H. Satriawan, and Suwardji, “Pengaruh Cara Pengolahan Tanah Terhadap Kualitas Tanah, Populasi Gulma, Dan Hasil Jagung (Zea Mays L.) Pada Sistim Agroforestry Lahan Kering,” Pus. Pengkaj. Lahan Kering Dan Rehabil. Lahan, pp. 188–194, 2003.
[14] A. Feriawan, I. Bahua, and W. Pembengo, Dampak Pengolahan Tanah dan Pemupukan Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar. Bone Bolango.
[15] A. F. Fadly, R. Efendi, and M. Rauf, “Pengaruh Cara Penyiangan Lahan dan Pengendalian Gulma terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Pada Tanah Berstruktur Berat,” Semin. Mingg. Balai Penelit. Tanam. Serealia, Maros, 2004.
[16] R. R. Tooli, “Pengaruh Waktu Pertumbuhan Dan Pengolahan Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Panjang,” Universitas Negeri Gorontalo, 2015.
Published
2019-07-22